Kamis, 07 Januari 2016

Agar Buah Tak Berbiji


 Itu sebuah pembuktian,” pakar buah di Bogor, Jawa Barat, begitu mendengar pengalaman Herfin di Malang, Jawa Timur. Herfin, alumnus fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang, memanen diamond river berbiji kecil setelah menyiramkan giberelin ke pohon lengkeng itu. Tiga tahun silam reza pernah berteori ukuran biji lengkeng bisa di perkecil dengan pemberian hormon.
 
Pembuktian herfin itu berkah dari ketaksengajaan. Semula pegawai perusahaan tembakau itu hendak memperbanyak lengkeng itoh  yang ditanam pada 2005. “Saya ingin percabangan itoh banyak. Nantinya cabang yang muncul di cangkong,”kata Herfin.
Ia lantas meminta saran dari Langgeng Widodo, pakar pupuk di Semarang Jawa Tengah. Dari Langgeng diperoleh resep hormon giberelin untuk memperbanyak cabang. Ia melarutkan ¼ tablet-1,25 g-giberelin dalam 60 l air dan menyiramkan pada 3 induk itoh. Benar saja sebulan berselang tunas baru bermunculan.
Biji mini
Melihat respon itu Herfin mencoba pada tanaman koleksi lain. Pada Juli 2009, Safitri itu melarutkan satu tablet-5 g-giberelin pada 205 l air, lalu menyiramkan pada 3 induk itoh masing-masing 20 l. Larutan hormon yang masih banyak  tersisa, iseng-iseng disiramkan  pada tanaman lain seperti jambu biji, belimbing, jambu air dan srikaya. Dua lengkeng diamond river berumur 2 tahun yang tengah berbuah dan berbunga pun tak luput dari siraman giberelin. Sebulan berselang giberelin diberikan kembali.
Hasi di luar dugaan muncul pada kedua diamondriver yang tumbuh di pot berdiameter 40 cm dan 60 cm. Buah yang dipanen 3 bulan setelah semprotan pertama sebagian besar berbici kecil. Lima dompol masing-masing terdiri 15-20 yang dipaenen dari pot pertama, 95% berbiji kecil. Ukuran biji hanya 1/3 dari pada normal (diameter normal 1 cm. red) dan ukuran buah lebih kecil-70% dari pada normal. Sementara  50 buah hasil panen terahir di pot ke-2. 80% biji berukuran kecil dengan ukuran buah normal.
Yang istimeawa lengkeng berbiji mini itudaging bauhnya kering. Itu jauh berbeda dengan kualitas buah sebelum perlakuan giberelin: bas dan becek. “Dua diamond river itu pernah  panen 3 kali dan belum pernah kering,”. Padahal selain giberelin, perawatan  seperti lazimnya yaitu pemupukan nitrogen, fosfor, dan kalium siap serap.
Sebelumnya-usai berteori-belum pernah ada yang memcoba menyemprot lengkeng  dengan hormon untuk memperkecil biji. Pun mempraktekkanya pada jambu biji 28 tahun silam.
Anggur tanpa biji
Menurut  Reza giberelin sudah lama dikenal sebagai hormon pencentak buah tanpa biji atau memperkecil ukuran biji. “Biji muda banyak mengandung hormon giberelin dan auksin. Hormon itu diprokduksi biji untuk pembesaran buah,”. Saat giberelin atau auksin  ditambah dari luar, biji tak berkembang karena pembesaran buah dikosongkan dari luar.
Bahkan menurut Ir Edhi Sandra MS, ahli fisiologi tumbuh di fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor, giberelin dalam jumlah tertentu mampu membuat buah terbentu tanpa proses pembuahaan. “Pada kasus ini biji sama sekali tak terbentuk,” katanya. Itu dibuktkan pekebun anggur di jepang yang sukses membuat angggur tanpa biji. Menreka menyemprotkan 100 ppm GA3-asam  giberelat- pada bunga  anggur delaware. Hasilnya, anggr delaware yang biasanya berbiji menjadi tak berbiji sama sekali. Bahkan ukuran buah lebih besar dan rasa buah lebih manis.
Menurut Edhi  mekanisme mengecilnya biji lengkeng milik Herfin berbeda dengan mekanisme anggur tanpa biji di jepang. “Pada anggur di jepang giberelin menggagalkan terbentuknya biji. Sedangkan pada lengkeng milik Herfin biji masih terbentuk,” katanya. Edhi menduga asupan giberelin pada dosis tertrntu mengganggu perkembangan biji karena yang seharusnya didominasi auksin berganti menjdai giberelin.
Sebetulnya auksin dan giberelin dalam dosis tertentu  memiliki peran sama: merangsang pembelahan sel termasuk pembentukan buah. “Namun, auksin pada dosis tinggi dapat mematikan perkembangan tunas termasuk primodia tunas pada biji,”.
Auksin
Itu dibuktikan pakar kultur jaringan  itu pada menkudu yang direndam auksin itu pada mengkudu yang direndam auksin 200 ppm. “Bijinya tidak berkembang,”. Reza membuktikan peran auksin untuk mengurangi biji jambu biji. Ia menyemprotkan pada bunga jambu biji 3 hari sebelum bunga mekar.
Penyemprotan auksin 3 hari pasca bunga mekar paling efektif mengurangi jumlah biji sampai seperempat jumlah normal. Biji tidak berkembang lantaran peran biji menghasilkan auksin  tergantikan auksin dari luar.
Bukti lain datang dari riset dimuat dari buku Biology of Plant karanga Peter H Rave. Dalam riset itu buah stroberi di beri 3 perlakuan berbeda. Kelompok pertama sebagai kontrol dengan memberikan buah tumbuh apa adanya. Kelompok ke-2 semua biji dipermukaan kulit buah pentil dicabut. Kelompok ke-3 sama dengan kelompok-2, tapi buah disemprotkan auksin.
Buah pada kelompok pertama tumbuh normal, buah pada kelompok ke-2 ukurannya tidak membesar, dan buah pada kelompok ke-3 tumbuh normal. Pada saat biji stroberi dibiarkan maka auksin endogen-dari dalam biji-merangsang pemebsaran buah. Begitu biji diambil, auksin tidak ada sehingga pertumbuhan buah melambat. Pada stroberi yang bijinya diambil tapi diberi auksin bauh membesar.
Ini beratai pada dosis yang sedikit atau tepat auksin merangasng pembesaran buah. Namun, jika dosis berleihan auksin justru mematikan biji. Musababnya dosis auksin yang tinggi mematikan primodia tunas dalam embrio. Padahal disanalah auksin. Artinya bila primodia tunas mat maka tidak dihasilkan auksin. “Buah juga tidak membesar kecuali diberi hormon dari luar,”. Dengan beragam mekanisme, terbukti auksin dan giberelin mampu mereduksi biji pada buah

0 komentar:

Posting Komentar