Itu
sebuah pembuktian,” pakar buah di Bogor, Jawa Barat, begitu mendengar
pengalaman Herfin di Malang, Jawa Timur. Herfin, alumnus fakultas
Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang, memanen diamond river berbiji
kecil setelah menyiramkan giberelin ke pohon lengkeng itu. Tiga tahun
silam reza pernah berteori ukuran biji lengkeng bisa di perkecil dengan
pemberian hormon.
Pembuktian
herfin itu berkah dari ketaksengajaan. Semula pegawai perusahaan
tembakau itu hendak memperbanyak lengkeng itoh yang ditanam pada 2005.
“Saya ingin percabangan itoh banyak. Nantinya cabang yang muncul di
cangkong,”kata Herfin.
Ia
lantas meminta saran dari Langgeng Widodo, pakar pupuk di Semarang Jawa
Tengah. Dari Langgeng diperoleh resep hormon giberelin untuk
memperbanyak cabang. Ia melarutkan ¼ tablet-1,25 g-giberelin dalam 60 l
air dan menyiramkan pada 3 induk itoh. Benar saja sebulan berselang
tunas baru bermunculan.
Biji mini
Melihat
respon itu Herfin mencoba pada tanaman koleksi lain. Pada Juli 2009,
Safitri itu melarutkan satu tablet-5 g-giberelin pada 205 l air, lalu
menyiramkan pada 3 induk itoh masing-masing 20 l. Larutan hormon yang
masih banyak tersisa, iseng-iseng disiramkan pada tanaman lain seperti
jambu biji, belimbing, jambu air dan srikaya. Dua lengkeng diamond
river berumur 2 tahun yang tengah berbuah dan berbunga pun tak luput
dari siraman giberelin. Sebulan berselang giberelin diberikan kembali.
Hasi
di luar dugaan muncul pada kedua diamondriver yang tumbuh di pot
berdiameter 40 cm dan 60 cm. Buah yang dipanen 3 bulan setelah semprotan
pertama sebagian besar berbici kecil. Lima dompol masing-masing terdiri
15-20 yang dipaenen dari pot pertama, 95% berbiji kecil. Ukuran biji
hanya 1/3 dari pada normal (diameter normal 1 cm. red)
dan ukuran buah lebih kecil-70% dari pada normal. Sementara 50 buah
hasil panen terahir di pot ke-2. 80% biji berukuran kecil dengan ukuran
buah normal.
Yang
istimeawa lengkeng berbiji mini itudaging bauhnya kering. Itu jauh
berbeda dengan kualitas buah sebelum perlakuan giberelin: bas dan becek.
“Dua diamond river itu pernah panen 3 kali dan belum pernah kering,”.
Padahal selain giberelin, perawatan seperti lazimnya yaitu pemupukan
nitrogen, fosfor, dan kalium siap serap.
Sebelumnya-usai
berteori-belum pernah ada yang memcoba menyemprot lengkeng dengan
hormon untuk memperkecil biji. Pun mempraktekkanya pada jambu biji 28
tahun silam.
Anggur tanpa biji
Menurut
Reza giberelin sudah lama dikenal sebagai hormon pencentak buah tanpa
biji atau memperkecil ukuran biji. “Biji muda banyak mengandung hormon
giberelin dan auksin. Hormon itu diprokduksi biji untuk pembesaran
buah,”. Saat giberelin atau auksin ditambah dari luar, biji tak
berkembang karena pembesaran buah dikosongkan dari luar.
Bahkan
menurut Ir Edhi Sandra MS, ahli fisiologi tumbuh di fakultas kehutanan
Institut Pertanian Bogor, giberelin dalam jumlah tertentu mampu membuat
buah terbentu tanpa proses pembuahaan. “Pada kasus ini biji sama sekali
tak terbentuk,” katanya. Itu dibuktkan pekebun anggur di jepang yang
sukses membuat angggur tanpa biji. Menreka menyemprotkan 100 ppm
GA3-asam giberelat- pada bunga anggur delaware. Hasilnya, anggr
delaware yang biasanya berbiji menjadi tak berbiji sama sekali. Bahkan
ukuran buah lebih besar dan rasa buah lebih manis.
Menurut
Edhi mekanisme mengecilnya biji lengkeng milik Herfin berbeda dengan
mekanisme anggur tanpa biji di jepang. “Pada anggur di jepang giberelin
menggagalkan terbentuknya biji. Sedangkan pada lengkeng milik Herfin
biji masih terbentuk,” katanya. Edhi menduga asupan giberelin pada dosis
tertrntu mengganggu perkembangan biji karena yang seharusnya didominasi
auksin berganti menjdai giberelin.
Sebetulnya
auksin dan giberelin dalam dosis tertentu memiliki peran sama:
merangsang pembelahan sel termasuk pembentukan buah. “Namun, auksin pada
dosis tinggi dapat mematikan perkembangan tunas termasuk primodia tunas
pada biji,”.
Auksin
Itu
dibuktikan pakar kultur jaringan itu pada menkudu yang direndam auksin
itu pada mengkudu yang direndam auksin 200 ppm. “Bijinya tidak
berkembang,”. Reza membuktikan peran auksin untuk mengurangi biji jambu
biji. Ia menyemprotkan pada bunga jambu biji 3 hari sebelum bunga mekar.
Penyemprotan
auksin 3 hari pasca bunga mekar paling efektif mengurangi jumlah biji
sampai seperempat jumlah normal. Biji tidak berkembang lantaran peran
biji menghasilkan auksin tergantikan auksin dari luar.
Bukti
lain datang dari riset dimuat dari buku Biology of Plant karanga Peter H
Rave. Dalam riset itu buah stroberi di beri 3 perlakuan berbeda.
Kelompok pertama sebagai kontrol dengan memberikan buah tumbuh apa
adanya. Kelompok ke-2 semua biji dipermukaan kulit buah pentil dicabut.
Kelompok ke-3 sama dengan kelompok-2, tapi buah disemprotkan auksin.
Buah
pada kelompok pertama tumbuh normal, buah pada kelompok ke-2 ukurannya
tidak membesar, dan buah pada kelompok ke-3 tumbuh normal. Pada saat
biji stroberi dibiarkan maka auksin endogen-dari dalam biji-merangsang
pemebsaran buah. Begitu biji diambil, auksin tidak ada sehingga
pertumbuhan buah melambat. Pada stroberi yang bijinya diambil tapi
diberi auksin bauh membesar.
Ini
beratai pada dosis yang sedikit atau tepat auksin merangasng pembesaran
buah. Namun, jika dosis berleihan auksin justru mematikan biji.
Musababnya dosis auksin yang tinggi mematikan primodia tunas dalam
embrio. Padahal disanalah auksin. Artinya bila primodia tunas mat maka
tidak dihasilkan auksin. “Buah juga tidak membesar kecuali diberi hormon
dari luar,”. Dengan beragam mekanisme, terbukti auksin dan giberelin
mampu mereduksi biji pada buah
0 komentar:
Posting Komentar